Sepatu Bekas Pacar

Sepatu ku barang berharga, hadiah ulang tahun saat usia ku genap 18 tahun pada  pertengahan tahun lalu

Bukan sekedar hadiah biasa, tetapi sepatu ini memberikan semangat dan menyisakan kenangan romantis. 

Sepatu baru yang berwarna bersih ini setia menemani ku disetiap langkah yang menjadi perjuangan untuk menggapai mimpi, mimpi yang belum tentu kita peroleh dengan indah. Saksi perjuangan yang tak kunjung henti, sampai sekian tahun menemani detik demi detik melangkah maju mencapai mimpi. 

Perjuangan itu berasal dari sepatu yang menawan, hingga kini sepatu ku mulai lusuh bernoda kecoklatan seperti susu putih yang dicampur coklat. Bedanya, susu coklat diminum langsung habis karena rasanya yang manis. Tetapi sepatu ku berbanding terbalik smakin menua, usang dan pahit.

Sepatu bersih ku mulai pahit ketika agak lama dipakai, kaki sudah mulai lecet, ditambah lagi hujan yang menjadi anugrah berubah ketika kaki mulai basah, becek dan dingin. Air hujan yang menyusup dari celah-celah kecil dibagian bawah sepatu. 

Cara ampuh untuk mejauhkan kaki dari dinginya air hujan yaitu dengan memakai alas kain, atau dengan membawa kaos kaki cadangan. Kaos kaki yang biasa ku pakai adalah hasil berburu di pasar malam setiap malam minggu.

Sepatu itu aku simpan di belakang pintu kamar, takutnya dibawa pemburu malam yang berkeliaran. Padahal sang pemburu di malam hari itu belum tentu tertari dengan sepatu manis ku.

Setiap pagi, siang dan malam kesetian sepatu ku semakin teruji, sampai pada waktunya sepatu yang telah menemaniku sekiat tahun harus terhenti karena benteng bagian bawah semakin hancur tak mampu membendung tenangnya air hujan. Ku putuskan untuk tidak memakainya lagi, tetapi sayangnya benteng bagian atas masi mampu diterpa tetesan air hujan. Kreativitas kelas atas ku pun muncul seketika, alas tidur yang terbuat dari bahan karet kujadikan alas tambahan, ku gunting perlahan menyerupai alas kaki dan kutempel dengan lem impor dari negeri gingseng.

Alas itu bertahan sampai beberapa bulan, begitu juga seterusnya aku ganti dan terus ku ganti. Sampai benteng bagian atas tak kunjung hancur, hanya usang dimakan waktu. Waktu yang tak kunjung pasti, kepastian mendapat sepatu baru dan lebih bagus.

Sepatu ini adalah sepatu perjuangan, sepatu yang penuh dengan cinta, cinta yeng memberi semangat dan semangat yang mampu memnembus mimpi indah.

Kuputuskan sepatu ini tidak akan aku ganti, tetapi sepatu pun hanya sebuah barang yang suatu saat akan digantikan dengan barang baru. Berbeda dengan hati yang menyimpan berjuta kenangan denganya akan tersimpan sebagai sejarah hidup dalam menggapai mimpi-mimpi yang belum pasti, tetapi kepastian yang ada adalah semangat yang membara dalam melangkah.

Melangkah dengan sepatu kenangan memberikan nilai tersendiri, nilai moral yang tinggi dalam menemani setiap waktu.

Selamat istirahat sepatu manis ku, sepatu terindah dalam sulitku, sepatu hebat dalam lemah ku, hingga kau menjadi mantan pacar ku.

Bersambung…!!

Ditulis Oleh Akbar (di Tarakan, Kalimantan Utara)

author avatar
Mahardika Arya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *