Kisah yang Tak Sempat Ku Dekap

Oleh : Penaaja

Aku lupa malam itu entah setan mana yang merasuki pikiranku hingga membawaku menyapamu, entah karena rasa empatiku yang menderu atau karena rasa ingin  tahuku yang mengharu biru. Menuntun jari jemariku dalam dinginnya embun malam dibawah tenda biru yang menjadi rumah ternyaman kala itu. Atau mungkin karena rasa bersalahku yang begitu besar padamu. Adalah kamu, seorang asing yang namamu pun tak ku hapal, wajahmu pun masih sulit ku terawang. Namun entah mengapa semacam ada daya magnet besar yang menarikku untuk bersedia membantu sekelumit aral yang tengah kau hadapi hingga tak sepatah katapun mampu kau jelaskan dengan baik tentang hal ini. Sekali lagi, aku coba memahami lagi dan lagi..entah karena ada rasa yang salah atau karena ingin berbalas jasa. 

Hingga waktu berlalu begitu cepat, dadaku pun seakan  sesak memikirkan segala gundah yang tengah kau rasa. Memang tak banyak yang dapat ku perbuat, begitupun kau yang seakan mati akal menghadapi keterpurukan ini. Ah sudahlah..siapalah aku dalam hidupmu. Kita baru saja kenal beberapa hari yang lalu. Tak cukup banyak pembahasan yang berarti dapat kita bicarakan. Hanya saja mungkin basa-basi kecil yang coba kutekuni untuk menghibur hati, hatimu dan hatiku yang sama-sama tengah diselimuti pilu. 

Hey, tempat ini tiba-tiba serasa semakin sunyi tak ada kau ditengah mereka yang sedang asyik mendendangkan tembang malamnya. Tempat ini..amatlah sunyi..tak ada gelak tawa yang biasa terdengar dari bibir tipismu..tak ada lagi binar-binar keceriaan yang biasa ku lihat dari tajamnya retina matamu yang kulihat diantara sederetan pasang mata mereka.

Baca Juga : Virtual Love , Aku Wanita

Apa aku begitu egois untuk memintamu kembali? Di tempat ini, asing dan baru bagimu. Aku tak memintamu kembali datang sebagai sosok pahlawan bagi kami yang tengah diterpa ujian tuhan, bukan..bukan itu. Namun aku memintamu kembali disini untuk menjadi pria yang tangguh..pria dewasa yang memiliki rasa ketertarikan pada sosok wanita asing. Namun egois betul rasanya jika aku memintamu hanya untuk mengurusi hal kecil yang tak penting ini, sementara kau tengah berjuang memikirkan jalan keluar apa yang bisa kau lakukan untuk menyelesaikan musibah yang baru saja kau alami juga.

>>Bagian,,,,2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *