Dalam kesempatan ini, Menpora Zainudin Amali menegaskan bahwa Perpres Nomor 86 Tahun 2021 tentang DBON lahir untuk melahirkan atlet-atlet berprestasi di tingkat dunia atau di Olimpiade dan Paralimpiade sebagai target utamanya.
“Prestasi-prestasi yang muncul sekarang itu kalau boleh saya katakan tidak by design. Padahal, untuk menuju satu prestasi terstruktur, kemudian berkelanjutan dan pembinaan usia dini harus ada desain. Saya sering ibaratkan prestasi itu tidak bisa ditemukan harus dibuat, harus dicetak, harus dipabrik. Pabrik prestasi itu adalah DBON ini,” kata Menpora Amali.
Menpora Amali menjelaskan bahwa Perpres Nomor 86 tentang DBON ini tim koordinasinya dipimpin langsung oleh Wakil Presiden dan Wakil Ketuanya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK). Sementara itu, Menpora sebagai Ketua Harian dan anggotanya terdiri kementerian terkait antara lain Mendagri, Menteri Keuangan, Kementerian PUPR dan lainnya. Selain itu, Pemerintah daerah juga memiliki tugas dan kewajiban dalam melakukan pembinaan olahraga di daerah.
Baca juga : Zainul Arifin Sabet Penghargaan Santripreneur Award Indonesia 2021 Untuk Kategori Kreatif
“Kenapa kita keliling ke daerah-daerah termasuk dalam rangka menyampaikan kepada pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota bahwa mereka punya kewajiban, punya tanggung jawab untuk membina olahraga dengan panduan Desain Besar Olahraga Nasional di bawah naungan Perpres Nomor 86 tahun 2021 ini,” ungkapnya.
Menpora Zainudin Amali juga membeberkan, bahwa Perpres 86 tahun 2021 tentang DBON ini awalnya lahir atas arahan Presiden Joko Widodo pada Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-37 tahun 2020. Saat itu, Jokowi meminta kepada Menpora untuk melakukan review total terhadap ekosistem olahraha nasional.
“Beliau menyampaikan kita ini penduduknya 267 juta, tidak masuk di akal kalau sampai kita tidak bisa mendapatakan talenta dan bibit yang berbakat. Pasti banyak, bahkan beliau menyebut pasti jutaan yang berbakat. Kenapa sampai kita tdak menemukan itu berarti ada yang salah, mungkin manajemen yang belum baik sehingga beliau sampaikan review total,” jelasnya.