Menpora Zainudin Amali Cek TDP ICT Peparnas

Biuus.com, Jayapura – Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali memantau TDP In Competetion Test (ICT) PON Papua sebanyak 723 Sample, sudah dikirimkan kepada Anti-Doping Lab (ADL) Qatar yang telah terakreditasi oleh WADA dalam dua tahap, dengan rincian 202 sample dikirimkan pada 19 Oktober 2021 dan 521 sample akan dikirimkan pada 25 Oktober 2021 lalu, kemudian akan segera dikirim 200 sampel dari ajang Peparnas dan 122 yang diluar kompetisi.

Menpora Zainudin Amali mengungkapkan, Sebanyak 153 sampel urin atlet dari target 200 yang akan dikirimkan ke badan doping dunia (WADA) melalui laboratorium yang ada di Qatar sudah diperoleh Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) dari ajang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua 2021.

“Saat ini melalui ajang Peparnas XVI Papua sudah didapat 153 sampel urin, mudah-mudahan bisa terpenuhi hingga 200 sampai dengan besok, karena masih ada pererbutan medali dan kemungkinan ada pemecahan rekor lagi, sehingga setelah terpenuhi langsung dikirimkan ke laboratorium yang ada di Qatar,” ucap Menpora Amali.

Baca juga : Menpora Zainudin Amali Saksikan Final Sepakbola CP Papua vs Kalsel Peparnas XVI

Sementara itu, Selly Ajawaila selaku koordinator doping PON dan Peparnas Papua 2021, mengaku pengambilan sampel urin sekaligus pengawasan doping dipelaksanaan pesta olahraga empat tahunan di Tanah Air ini berjalan dengan baik.

“Semuanya bisa diambil sample sesuai dengan TDP yang diharapkan. Permintaan WADA kepada LADI juga terlaksana dengan baik. Kami yakin melalui supervisi dari JADA kondisi LADI akan kembali membaik lagi,” tuturnya.

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal (Sekjen) LADI, Dessy Rosmelita, menyebut jika sampel urin yang telah diterima LADI, pada Sabtu (13/11/2021) siang akan mulai di packing, sehingga Senin (15/11/2021) pagi sudah sampai Jakarta.

“Kita memerlukan kira-kira tujuh hingga 10 hari untuk pengiriman sampel ini dari Jakarta ke Anti-Doping Lab (ADL) di Qatar, tergantung kargonya. Untuk hasilnya akan kita dapatkan sekitar tiga minggu, namun kita minta 20 hari, tapi saya tadi dapat balasan email dari Qatar mereka tidak sanggup, karena banyaknya jumlah sampel yang kita kirimkan,” ucap Dessy Rosmelita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *