Polri dan LRC Adakan FGD, Indentifikasi Kondisi Pariwisata Dikondisi Pandemi

Biuus.com, Lombok Timur  –  Dikondisi pandemic Covid-19 ini, sector Pariwisata merupakan sector yang paling terkena dampak secara langsung. Guna mengidentifikasi permasalah dasar dan bagaimana strategi untuk bertahan kedempannya, Markas Besar (Mabes) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) bersama Lombok Research Center (LRC) mengadakan Focus group Discussion (FGD). Dusun Benteng, Desa Lendang Nangka Utara, Lombok Timur (Lotim), Selasa 17 Agustus 2021.

Bahkan di beberapa daerah pelaku pariwisata sudah mengibarkan bendera putih. Adapun tajuk yang diambil dalam diskusi kali ini bertema, pengembangan potensi wisata melalui optimalisasi peran Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di wilayah NTB.

AKBP Sri mengatakan, sektor pariwisata merupakan salah satu aset bangsa yang memberikan sumbangan cukup besar kepada Negara, tentunya hal itu harus tetap dipertahankan kendati di masa sulit seperti saat ini.

“Maka dari itu kami turun secara langsung saat ini untuk mengecek kondisi sesungguhnya di lapangan, kalau ada kemudian kendala atau masalah yang dihadapi, itulah yang akan kita carikan solusi jalan keluarnya seperti apa nantinya, ” ucap AKBP Sri.

AKBP Sri mengatakan, daerah Lotim saat ini menjadi salah satu barometer pariwisata yang ada di NTB, khususnya di Lombok. Dalam kesempatan itu, Ia juga mengakui kalau Pokdarwis yang selama ini dibentuk belum terlalu difungsikan dengan maksimal.

Oleh sebab itulah, pihaknya dalam hal ini membutuhkan masukan apa saja yang menjadi kebutuhan pelaku wisata, khususnya bagi Pokdarwis supaya menjelaskan apa saja kendala yang dialami sehingga Pokdarwis itu tidak maksimal dijalankan. Hal ini juga sebagai ikhtiar bersama untuk membangun wisata di NTB.

“Potensi wisata yang kecil justru dijadikan aset untuk mengembangkan wisata tersebut, karena kalau tidak mempunyai inovasi percuma juga. Seperti contoh, banyak orang-orang yang datang ke suatu tempat itu hanya untuk berselfi, maka itu juga perlu menjadi contoh ke depannya bagaimana cara menggaet wisatawan dengan pengelolaan destinasi wisata yang matang,” ucap AKBP Sri.

AKBP Sri mengatakan, agar masyarakat NTB, khususnya yang ada di Lotim bisa mengembangkan potensi wisata yang dimiliknya sekecil apapun. Karena hanya dengan modal ide yang besar, maka konsep yang kecil tadi akan menciptakan daya tarik sendiri bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Mendengar hal itu, peneliti dari Lombok Research Center (LRC) Maharani menuturkan, kondisi Lotim berdasarkan kajiannya selama ini belum terlalu peduli terhadap pembangunan di bidang pariwisata.

Hal itu dapat dilihat dari kebijakan anggaran di Lombok timur yang masih sangat kurang. Sebagai contoh jumlah PDRB Lotim pada sektor pariwisata 1,6 persen, seharusnya Pemerintah Daerah (Pemda) menggelontorkan anggaran 40 Milyar untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di Lotim. Namun faktanya, Pemda hanya memberikan 8 Milyar di tahun ini untuk pengembangkan wisata di Lotim.

“Uang sudah kecil, digunakan juga untuk hal-hal yang tidak efektif, ke depannya perlu kita mengeluarkan hasil kajian supaya dengan uang kecil itu bisa membuahkan hasil yang efektif, sehingga kita mampu mengimbangi Lombok Tengah,” ucap Maharani.

Seperti yang diketahui, Lombok Tengah saat ini menjadi destinasi skala prioritas yang dibangun oleh pemerintah pusat, karena adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Nantinya Lotim akan berperan sebagai penyangga dari KEK Mandalika tersebut, maka dari itulah sangat penting untuk mempersiapkan, baik itu dari segi sumber dayanya dan maupun infrastruktur.

Bapak Ahyak mengatakan bahwa dengan kondisi seperti ini dibutuhkan sebuah kreasi dalam membuat paket-paket wisata dan orang-orang yang terlibat di bidang pariwisata biasanya orang yang memiliki tingkat kreatifitas yang tinggi. Sehingga tidak ada kata menyerah dalam bidang pariwisata.

“saya sangat menyesalkan jika teman-teman di daerah lain mengibarkan bendera putih. Seharusnya yang dikibarkan adalah bendera merah putih, ” ungkap Ahyak.

Pewarta : Husen

author avatar
satriasamudra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *