Menpora Dito Ariotedjo Hadir dan Kalungkan Medali di Hari Terakhir Kejuaraan Anggar Asia 2025 di Bali

NUSA DUA — Kejuaraan Anggar Asia 2025 yang digelar di The Westin Resort, Nusa Dua, Badung, Bali, resmi berakhir pada Minggu (22/6/2025). Meskipun tidak ada upacara penutupan resmi, hari terakhir kejuaraan yang diikuti oleh 840 atlet dari 27 negara itu terasa istimewa berkat kehadiran Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo.

Selain Menpora, hadir pula Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono—yang juga mantan atlet anggar—dan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (PB Ikasi), Amir Yanto.

“Saya baru tiba dari Rusia mendampingi Bapak Presiden Prabowo Subianto dalam kunjungan resmi. Begitu mendarat, saya langsung terbang ke Bali untuk menghadiri kejuaraan bergengsi ini,” ujar Menpora Dito kepada awak media.

Selama kunjungannya ke Rusia, beberapa kerja sama penting di bidang olahraga telah ditandatangani, mencakup pengembangan atlet muda (youth development) untuk sejumlah cabang seperti anggar, atletik, renang, bulu tangkis, voli, dan lainnya. Selain itu, dibahas pula program beasiswa pendidikan dari jenjang SMA hingga S2 bagi atlet dan pemuda, pelatihan bagi pelatih, pengembangan sport science, serta dukungan Rusia untuk pembangunan pusat pelatihan (training centre) di Indonesia.

“Arahan dari Presiden selama di Rusia sangat jelas. Kita diminta agar tidak hanya berhenti di MoU, tapi langsung berlanjut ke action plan yang konkret, dengan jadwal dan program yang segera dijalankan,” kata Dito.

Terkait pelaksanaan Kejuaraan Anggar Asia 2025, Dito menekankan bahwa ini adalah kali pertama Indonesia kembali menjadi tuan rumah kejuaraan tingkat Asia setelah 20 tahun.

“Memang saat ini atlet kita belum sampai podium, tapi saya melihat progres yang sangat baik. Ini menjadi dasar penting bagaimana anggar Indonesia bisa berkembang menuju Olimpiade,” ungkapnya.

Dito menyampaikan ambisinya dalam mendorong prestasi anggar nasional. Menurutnya, saat ini ada banyak potensi, terutama di kelompok usia junior dan usia dini.

“Sekarang banyak siswa sekolah yang menjadikan anggar sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Ini adalah peluang besar, dan saya sudah sampaikan kepada PB Ikasi pentingnya membuat roadmap bersama menuju Olimpiade,” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi langkah-langkah progresif PB Ikasi di bawah kepemimpinan Amir Yanto. Salah satunya adalah rencana membuka seleksi dan pelatihan pelatih secara luas, termasuk opsi Training of Trainers (ToT) dari pelatih asing.

“Ini adalah bentuk akselerasi yang dibutuhkan agar Indonesia bisa kembali ke jalurnya. Anggar adalah salah satu cabang olahraga pondasi di Olimpiade. Kita sebagai negara olahraga harus menunjukkan kekuatan di cabang olahraga besar,” tegas Dito.

Terkait target di SEA Games, Menpora berharap cabang anggar dapat menyumbangkan medali untuk Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *