Menelusuri Jejak Islam di Lombok Utara

Lombok Utara adalah daerah yang dikenal sebagai daerah wisata yang sejak dulu menjadi primadona bagi wisatawan asing maupun mancanegara. Tidak hanya dikenal melalui 3 Gili yaitu Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan, tetapi juga objek wisata religi yang belum banyak wisatawan yang mengetahuinya. Salah satu tempat wisata yang bertemakan religi yang bisa di kunjungi adalah Masjid Kuno Bayan. Mesjid Kuno Bayan adalah bukti peradaban umat manusia yang pada jaman dahulu sudah memeluk agama Islam.

Bayan dikenal oleh masyarakat luas dengan bagunan masjid kunonya. Namun tahukah anda, bahwa di Lombok Utara Masjid Kuno tidak hanya di Desa Bayan  saja, melainkan  juga terdapat di beberapa kecamatan lainnya. Lantas ada berapa banyak mesjid Kuno yang ada di Lombok Utara? Berikut ulasannya.

1. Masjid Kuno Bayan

Mesjid Kuno Bayan, secara geografis terletak di sebelah barat daya Gunung Rinjani. mesjid ini merupakan bukti nyata masuknya peradaban islam yang di sebarkan oleh Syeh Gaus Abdul Razak.  Arsitektur bangunan yang unik yang terbuat dari bambu, beratapkan daun kelapa berbentuk limas dua tingkat serta dasar bangunan terbuat dari batu setinggi pinggang orang dewasa yang tersusun rapi serta terdapat mahkota pada pucuk masjid.

Masjid Kuno Bayan

Masjid ini  memiliki filosifi dan makna tersendiri bagi masyarakat suku sasak, khususnya etnik Bayan. Di sekitar masjid juga terdapat enam bangunan lainnya yang merupakan makam para pendahulu atau tokoh agama islam yang ada di Bayan. Dari keunikan tersebut pemerintah Kabupaten Lombok Utara menjadikan masjid Kuno Bayan sebagai maskot/logo daerah.

Terlepas dari stigma negatif masyarakat tentang Bayan yaitu wetu telu,masjid Kuno dapat objek wisata untuk menambah  khasanah pengetahuan religi. Sebab dari bangunan ini kita dapat mengetahui apa dan bagaimana sebenarnya peradaban islam di Bayan pada zaman dahulu hingga sekarang, agar kita tidak terjerumus dalam cerita yang berkembang.

2.  Masjid Kuno Salut

Tak banyak masyarakat Sasak yang mengetahui bahwa di Desa Salut Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara terdapat sebuah Masjid Kuno yang menjadi situs warisan budaya bersejarah. Luas Banguan Masjid Kuno Salut berukuran 9X9m2yang berdiri di atas lahan seluas 100m2dan tinggi bangunan dari tanah hingga atap 5,60 cm.

Masjid Kuno Salut

Masjid yang dibangun di atas ketinggian 200M di atas permukaan laut ini memiliki kontruksi bangunan Masjid adat pada umumnya. Bedanya terletak pada pucuk atap yang tidak menggunakan simbol atau mahkota seperti yang terdapat di Masjid Kuno Bayan melainkan hanya menggunakan ikatan atap ijuk yang sama seperti bumbungan.

Halaman Masjid Kuno Salut  terdapat sebuah makam wali penyebar agama islam dan peletak syariat shalat pertama di Desa Salut. Makam tersebut yaitu makam Syeh Maulana Suban yang berasal dari Tuban Jawa Timur. Menurut cerita masyarakat setempat dahulunya Syeh Suban mendarat di pantai Dusun Panggung, serta di tempat tersebut terdapat juga sebuah situs yang bernama Batu Manggar.

Saat ini, Masjid adat Salut tidaklah terlalu berarti bagi masyarakat Salut, tetapi mereka masih terikat untuk memeliharanya karena adanya makam Syeh Suban di kompleks masjid tersebut. Hal ini tampak dari kurangnya antusiasme masyarakat jika diajak berdiskusi tentang peninggalan sejarah ini. Dalam acara maulid adat maupun lebaran adat yang dilaksanakan oleh para tokoh adat, masyarakat tidak menunjukkan perhatian khusus. Sehingga Kondisi masjid yang demikian juga harus mendapat perhatian, agar cagar budaya ini tidak lapuk dimakan zaman. Strategi yang perlu dilakukan adalah menjembatani fungsi cagar budaya ini sebagai situs mati melalui pengembangan wisata ziarah.

3. Masjid Kuno Gumantar

Masjid yang terletak di Desa Gumantar kecamatan Kayangan ini pada tahun 2018 resmi masuk dalam warisan cagar budaya oleh Kemendikbud. Terdapatnya masjid ini merupakan bukti bahwa pada zaman dahulu islam sangatlah gencar di sebarkan oleh para wali di Lombok Utara. Menuju ke Desa adat gumantar ini juga sekarang sudah mudah, akses jalan menuju desa sudah beraspal dan banyak papan petunjuk. Jika dilihat arsitektur banguan masjid kuno gumantar dengan masjid kuno lainnya tidaklah memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Jika di masjid kuno bayan pada pucuk masjid terdapat mahkota, di gumantar pada pucuk mesjinya berbentuk lempengan besi yang menyerupai ukiran ayam. Kemiripan ini disebabkan penyebar agama islam yang masuk ke Dasan Beleq Gumantar merupakan penyebar agama islam yang terlebih dahulu berada di Bayan bernama Maq Beleq atau dikenal denagan sebutan lain Datu Bayan yang datang bersama temannya Maq Kendi melalui jalur Rinjani. Di areal Mesjid kuno ini juga terdapat situs peninggalan lainnya berupa rumah adat.

Sebetulnya masih ada Masjid Kuno lainnya di Lombok Utara, seperti Masjid Kuno Barung Birak Di Sambik elen Kecamatan Bayan, letaknya 400m dari jalan raya Sambik Elen, di tempat ini juga terdapat kampung adat yang memiliki rumah adat yang dikenal dengan nama bale Menginadan juga Mesjid Kuno lainnya terdapat di Dusun Semokan Ruan Desa Sukadana Kecamatan Bayan. Keberadaan Masjid Kuno yang tidak begitu populer ini disebabkan karena jarak tempuh menuju lokasi yang cukup jauh dari jalan raya serta kurangnya perhatian dari pemerintah daerah. Untuk itu, agar Masjid Kuno ini dapat dikenal dunia, dan menjadi warisan cagar budaya ada baiknya bagi kalian yang ingin berkunjung ke Lombok Utara, tidak hanya mengunjungi Masjid Kuno yang ada di Bayan saja namun cobalah untuk mengunjungi situs-situs bersejarah lainnya.  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *