Biuus.com, Jakarta – Ketua tim review Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Prof. Dr. Moch. Asmawi menjelaskan kembali terkait alasan pihaknya memutuskan 31 cabang olahraga untuk diberangkatkan pada ajang multi event SEA Games 2021 yang akan digelar di Hanoi, Vietnam, 12-23 Mei 2022 mendatang.
Menurut Prof. Dr. Moch. Asmawi, keputusan tersebut merupakan hasil review dari tim yang terdiri dari para akademisi dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan sejumlah perguruan tinggi lainnya, praktisi olahraga, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
Tim review melakukan wawancara dengan pelatih, manajer, dan pengurus cabang olahraga serta melihat treck record prestasi cabang olahraga di ajang olahraga terakhir yang diikuti baik single event ataupun multi event.
Baca juga: Bupati Pegunungan Bintang Sampaikan Aspirasi masyarakat ke Menpora Amali
Tentunya SEA Games ini adalah sasaran untuk menuju ke olympic, sasarannya adalah persiapan menuju babak kualifikasi olimpiade tahun 2024 di Paris dan sasaran antara persiapan menuju Asian Games 2022 Cina, dari hasil analisa tim review kami yang terdiri dari akademisi, praktisi perwakilan dari NOC juga ada perwakilan dari koni pusat lengkap baik.
“Kami menetapkan cabang olahraga itu berdasarkan hasil review. Review itu tidak hanya kami wawancara dengan cabang-cabang olahraga, tetapi kami juga mempunyai data dan mempunyai track record. Data itu multi event yang terakhir diikuti kalau enggak begitu kita juga melihat track recordnya di kejuaraan resmi,” ucap Prof. Dr. Moch. Asmawi saat diwawancarai di Hotel Kimaya, Slipi Jakarta Barat, Kamis (7/4/2022) malam.
Asmawi menjelaskan, bahwa pemerintah melalui Kemenpora telah menetapkan olimpiade sebagai sasaran utama dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) SEA Games hanya sasaran antara menuju Asian Games dan Olimpiade. Sehingga kategori pertama cabang olahraga yang dikirim ke SEA Games yaitu 14 cabang olahraga yang masuk dalam DBON minus satu cabang olahraga karena tidak dipertandingkan pada SEA Games 2021 ini.
“Kurang lebih ada 14 cabang olahraga dalam DBON, tentunya yang nantinya mempunyai kans untuk meraih medali emas, perak dan perunggu, 14 cabang olahraga ini kami sudah mempunyai analisa prestasi semuanya,” ucap Asmawi.
14 cabang olahraga ini antara lain Angkat Besi, Atletik, Balap Sepeda, Bulu Tangkis, Dayung (Kano/Kayak-Perahu Naga), Rowing, Karate, Menembak, Panahan, Pencak Silat, Renang, Senam, Taekwondo dan Wushu, tetapi ada cabang olahraga yang tidak masuk dalam DBON. Namun dinilai memiliki potensi meraih medali dengan jumlah 18 cabang olahraga.
“Ada 18 cabang olahraga yang non DBON. Namun ada potensi emas dan perak jadi kita berangkatkan. Kami tidak langsung menyetujui itu, karena kami mereview lagi dengan tim review baik itu review dengan tim DBON atau tim dari Kemenpora maupun review dengan tim yang ada di NOC atau KOI,” ungkap Asmawi.
18 cabang olahraga non DBON ini antara lain, Tinju, Voli Indoor, Voli Pantai, Boling, Catur, Jujitsu, Judo, Tenis, Triatlon, Sepak Takraw, Kickboxing, Sepak Bola, E-sport, Anggar, Basket, Gulat, Selam, Vovinam dan Golf.
Sementara itu, Asmawi menjelaskan ada 14 cabor dalam SEA Games Hanoi 2021 Indonesia yang tidak berpartisipasi atau tidak kirim atletnya. Yang dikarenakan hasil review dinilai tidak memiliki potensi prestasi atau medali.
Baca juga: Menpora Amali Dukung Wali Kota Metro Untuk Membina Generasi Muda
“Kita tidak berangkatkan karena tidak mempunyai jejak prestasi dan tidak berpeluang meraih medali pada SEA Games 2021 yang akan datang. Itu adalah pesan dari pemerintah yang tidak bisa ditawar, kenapa karena hulunya adalah olimpiade,” ungkap Asmawi.
Adapun 14 cabang olahraga tersebut diantara lain ialah, Bola Tangan Indoor, Bola Tangan Pantai, Dansa, Petanque, Kurash, Futsal, Biliar, Tenis Meja, Muaythai, Xiangqi, Loncat Indah, Senam Ritmik, Senam Aerobik, Binaraga dan Sepakbola Putri. “Kami sudah mengantongi itu, data yang nomor satu yang kami punyai,” tegasnya.
Karena atlet yang dikirim tidak sebanyak saat SEA Games 2019 di Manila Filipina, Asmawi dan tim review memiliki harapan agar kontingen Indonesia pada SEA Games 2021 ini menjadi juara umum di cabang olahraga masing-masing.
“Kita harapkan cabang olahraga itu menjadi juara umum, lebih baik dari kemarin. Karena bagaimana pun juga saya yakin mereka (negara lain) juga melakukan hal yang sama karena lagi ada covid. Cabor kita harapkan menjadi juara umum di cabor masing-masing,” harap Asmawi.
Terkait adanya rencana keberangkatan mandiri dari beberapa cabang olahraga yang tidak diberangkatkan oleh pemerintah, Asmawi mengatakan bahwa pemerintah hanya memberangkatkan 31 cabang olahraga yang sudah ditetapkan dengan total 738 orang kontingen dengan rincian 476 atlet, 207 ofisial dan tenaga pendukung 55 orang.
Baca juga: Hindara Dania Pelajar Asal NTB Diterima di Dua Kampus di Amerika Serikat
“Ini tanggung jawab pemerintah, bagaiamanapun juga ini kebijakan pemerintah. Jadi sudah diputuskan yang mandiri ini tidak diberangkatkan,” ucap Asmawi.
Terkait adanya beberapa cabang olahraga yang melakukan protes karena tidak diberangkatkan di SEA Games, Asmawi menegaskan bahwa pihaknya berdasarkan data dan track record prestasi. Sehingga cabang olahraga yang berprestasi yang dikirim, karena hal ini menggunakan anggaran negara ditengah fokus pemerintah dalam memulihkan ekonomi pasca pandemi.“Yang kita berangkatkan ini ada rekam jejak prestasi. Jadi ada kategori emas dan perak,” pungkasnya.