Bekasi, 2 November 2025 — Warga Kampung Belokang, Desa Sukamanah, Kabupaten Bekasi, terpaksa bertahan dalam genangan air selama dua hari terakhir setelah Sungai Cikarang meluap akibat hujan deras yang mengguyur wilayah hulu sejak Kamis malam. Hingga kini, mereka mengeluhkan minimnya bantuan, terutama kebutuhan pokok seperti air bersih dan bahan makanan.
Salah satu warga, Arif (37), menuturkan bahwa air mulai masuk ke dalam rumah sejak Jumat sore dan terus meninggi hingga mencapai lutut orang dewasa.
“Kami sudah dua hari terendam, tapi belum ada bantuan dari pemerintah. Air bersih susah, sementara untuk minum dan masak kami terpaksa pakai air seadanya,” ujarnya dengan nada kecewa.
Menurut keterangan warga, banjir kali ini termasuk yang terparah dalam beberapa bulan terakhir, dengan ketinggian air mencapai 40–60 sentimeter di sejumlah titik. Kondisi tersebut membuat aktivitas warga lumpuh, sementara anak-anak dan lansia mulai mengalami gangguan kesehatan akibat lingkungan lembap dan air yang kotor.
“Kalau lama-lama begini, penyakit bisa muncul. Biasanya mulai dari gatal-gatal, diare, sampai demam,” ungkap Siti, salah satu warga yang rumahnya juga tergenang.
Hingga Sabtu pagi, belum tampak adanya penyaluran bantuan logistik atau pelayanan darurat dari Pemerintah Kabupaten Bekasi. Warga berharap pemerintah segera mengirim air bersih, makanan siap saji, serta obat-obatan untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut.
Kepala Desa Sukamanah menyampaikan bahwa pihaknya telah melaporkan situasi banjir kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi dan tengah menunggu tindak lanjut dari instansi terkait.
“Laporan sudah kami kirim sejak kemarin. Kami harap sore ini tim BPBD bisa segera turun ke lokasi,” jelasnya.
Sementara itu, pihak BPBD Kabupaten Bekasi belum memberikan keterangan resmi terkait langkah penanganan banjir di wilayah tersebut. Cuaca yang masih berpotensi hujan membuat warga semakin cemas akan kemungkinan kenaikan permukaan air dalam waktu dekat






