ANTAM Perkuat Hilirisasi dan Keberlanjutan di Usia ke-57

JAKARTA – Memasuki usia yang ke-57 tahun sejak didirikan pada 5 Juli 1968 PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau ANTAM terus mempertegas posisinya sebagai pelopor hilirisasi mineral strategis di Indonesia. Sebagai anak usaha Holding BUMN Pertambangan MIND ID, Perusahaan sukses menciptakan nilai tambah melalui komoditas utama yakni, emas, nikel, dan bauksit, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Direktur Utama ANTAM, Achmad Ardianto, menegaskan bahwa perusahaan berpegang pada prinsip value creation dan sustainability. ANTAM tak hanya menjadi pengelola mineral, tapi juga bagian dari pembangunan nasional melalui kontribusi pajak, penciptaan lapangan kerja, dan pemberdayaan masyarakat sekitar tambang.

ANTAM juga memimpin pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV Battery Ecosystem), dengan rantai nilai nikel yang mencakup dari tambang hingga fasilitas daur ulang baterai. Di sektor alumina, proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah terus berjalan. ANTAM juga menjalin kerja sama strategis dengan PT Freeport Indonesia untuk pasokan emas minimal 30 ton per tahun dan pembangunan pabrik logam mulia di JIIPE, Gresik.

“Melalui hilirisasi emas, nikel, dan bauksit, ANTAM menjadi katalisator industri nasional dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global,” ujar Ardianto.

Kinerja Operasional dan Keuangan Meningkat Tajam

Dalam lima tahun terakhir, ANTAM mencatat pertumbuhan signifikan. Produksi bijih nikel naik dari 4,76 juta wet metric ton (wmt) pada 2020 menjadi 9,94 juta wmt pada 2024. Penjualan emas pun melonjak dari 22,10 ton menjadi 43,78 ton dalam periode yang sama.

Dari sisi fiskal, kontribusi kepada negara melalui pajak, royalti, dan PNBP meningkat dari Rp758,81 miliar (2020) menjadi Rp4,8 triliun (2024). Pendapatan perusahaan pun mencapai rekor tertinggi Rp69,19 triliun pada 2024, dari sebelumnya Rp27,37 triliun pada 2020.

Keberhasilan ini ditopang oleh strategi diversifikasi pasar, efisiensi biaya, dan fokus pada hilirisasi.

Komitmen Terhadap Lingkungan

Selaras dengan Paris Agreement, ANTAM menargetkan penurunan emisi sebesar 15,8% pada 2030 dan peningkatan bauran energi terbarukan hingga 10% dari baseline 2023.

Sepanjang 2024, efisiensi energi berhasil menurunkan emisi Scope 1 dan 2 sebesar 4,72% dan mengurangi konsumsi energi sebesar 23% menjadi 12,39 juta GJ. Reklamasi pascatambang juga terus dilakukan seluas 1.462 hektare, dilengkapi teknologi pemantauan vegetasi secara real-time melalui program inovatif “Recomasi”.

“Keberlangsungan perusahaan bergantung pada integritas dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Karena itu, kami terus memperkuat tata kelola dan komitmen dekarbonisasi,” tutup Ardianto.

Dengan capaian tersebut, ANTAM tak sekadar menjadi perusahaan tambang, tetapi juga motor penggerak transformasi industri mineral Indonesia menuju masa depan yang berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *