Pemuda adalah agen perubahan untuk sekitarnya, begitulah sebutan yang patut diberikan kepada salahsatu Kader Kreatif Kemenpora, Abdul Khair yang tergabung dalan Ikatan Pemuda Kreatif Indonesia (IPKI).
IPKI KALSEL memberikan perhatian pada mengembangkan potensi kampung penganyam tanaman purun di Banjarbaru, kalimantan Selatan. Sejak Desember 2017 lalu.
Berikut adalah cerita singkat dari Ketua IPKI Kalsel, yang dikirim ke BiuusIndonesia.
Sebelumnya kampung ini sudah memiliki potensi yang luar biasa, yaitu melimpahnya tenaga penganyam kerajinan purun untuk dibuat tas, topi, alas karpet dan berbagai karya lainnya.
Akan tetapi, kampung tersebut masih sulit untuk dikatakan maju dikarenakan kampung purun tersebut masih belum banyak yang tau dan belum tertata sebagai kawasan wisata.
Itulah yang menggerakkan kami sebagai IPKI KALSEL untuk hadir menelusuri seluruh potensi kampung purun selama 2 minggu dan mencoba memetakannya. Akhirnya ada beberpa hasil yang kami temukan seperti rute wisata baru di kampung purun. Rute ini bertujuan untuk menarik pengunjung, sambal memberikan pemahaman dan pengalaman baru kepada wisatawan apa makna dari Proses pembuatan purun untuk dijadikan sebuah trip kepada setiap pengunjung”.
Prosesi yang dipetakan ialah :
1. Pencabutan tanaman purun di rawa-rawa,proses awal yang menjadi bahan utama pembuatan kerajinan.
2. Penumbukan tanaman purun secara manual dan mesin.
3. Pewarnaan tanaman purun.
4. Penganyaman.
Diharapkan dengan pemetaan tersebut. Pengunjung tidak hanya diajak membeli purun, tetapi wisatawan harus mengerti prosesnya. Sehingga perjalanan dari prosesi tersebut memberikan ilmu dan pengalaman mengesankan bagi setiap pengunjung yang ingin merasakannya.
Menurut prof pitana, dalam mengembangkan pariwisata ada beberapa hal yang harus disediakan.
1. Apa yang bisa dilihat.
2. Apa yang bisa dialami.
3. Apa yang bisa dibeli.
Itulah tiga hal yang menjadi bagian pendting untuk pengembangan pariwisata.(IPKI KALSEL : berkarya, berdaya, berguna)
