Kemenpora Adakan “Bincang Literasi” Guna Sambut HUT RI

Jakarta: Dalam rangka menyambut peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI melalui Perpustakaan Pungkas Tri Baruno (PTB) menggelar acara “Bincang Literasi”, Rabu (14/8) pagi di Media Center Kemenpora RI, Jalan Gerbang Pemuda Nomor 3, Senayan, Jakarta. 

Pada edisi kedelapannya ini Bincang Literasi mengangkat tema “Membangun Negeri dengan Literasi”. “Hari ini kita bicara tentang literasi dan kemerdekaan. Kebetulan ini dalam rangka untuk merayakan hari ulang tahun ke-79 kemerdekaan Republik Indonesia,” kata Sekretaris Kemenpora (Sesmenpora) Gunawan Suswantoro yang membuka acara.

Disampaikan, literasi dan kemerdekaan saling berkaitan satu sama lain. Literasi salah satunya berhubungan dengan kegiatan menulis, sementara untuk menulis diperlukan setidaknya kemerdekaan pikiran supaya mampu mengeksplorasi apa yang hendak ditulis.

“Definisi minimal literasi itu adalah kemampuan untuk menulis dan membaca, walaupun dalam perkembangannya bahwa literasi itu bukan hanya tentang menulis membaca, tetapi juga tentang literasi digital,” jelas Sesmenpora.

Kegiatan Bincang Literasi kali ini menghadirkan Maman Suherman, sosok penulis, pegiat literasi, serta konsultan media dan kreatif kenamaan Indonesia. Pria yang karib disapa Kang Maman ini membahas perihal literasi serta kaitannya dengan perpustakaan dan juga berbagi pengalamannya sebagai pegiat literasi.

Maman menyebut, literasi bukan hanya tentang membaca tulis-numerasi. Melainkan memiliki peran dalam mengurangi ketertinggalan, keterbelakangan, ketidakberdayaan, dan kemiskinan.

“Literasi meningkatkan kemampuan berpikir kritis, pemahaman, dan pemberdayaan dalam berbagai bidang,” ujarnya.

Menurut Maman, perlu dilakukan pembenahan pada setiap perpustakaan sebagai jantung literasi di Indonesia untuk dapat menjalankan fungsinya dengan maksimal. Salah satu yang menjadi perhatian yaitu masih minimnya pustakawan sebagai penggerak aktivitas di perpustakaan.

“Perpustakaan Indonesia terbanyak kedua di dunia, tetapi lebih dari 50 persen tidak memiliki pustakawan. Indonesia kekurangan hampir setengah juta pustakawan, hal ini yang perlu menjadi perhatian,” terang Maman.

Dalam kaitan dengan literasi, pembenahan perpustakaan merupakan hal yang penting dilakukan. Sehingga dalam menjalankan peran literasinya, perpustakaan haruslah hidup. Masyarakat pun perlu mendapatkan akses yang mudah ke perpustakaan yang tidak berbelit-belit.

“Akses masyarakat untuk ke perpustakaan harus dipermudah. Misalnya keberadaan perpustakaan di suatu gedung instansi, semestinya berada di lantai pertama yang mudah dicapai. Perpustakaan semestinya juga tidak terbatas pada sekat-sekat atau ruangan,” jelas Maman.

Karenanya Maman memberikan apresiasi kepada Kemenpora yang telah menghidupkan perpustakaannya melalui beragam kegiatan yang dilakukan. Salah satunya melalui gelar wicara Bincang Literasi yang rutin digelar.

“Acara ini adalah sesuatu yang luar biasa. Karena menurut saya perpustakaan itu bukan semata-mata suatu koleksi yang kemudian menyediakan buku semata. Salah satu tugas perpustakaan adalah membuat buku itu hidup dan bernafas untuk bisa didiskusikan, didialogkan, disosialisasikan, yang salah satu di antaranya adalah seperti acara hari ini,” urai pria yang telah menulis puluhan buku ini.

Diketahui, Bincang Literasi kali ini diikuti puluhan peserta yang terdiri para pejabat dan pegawai Kemenpora, perwakilan kementerian/lembaga Pemerintah, Perpustakaan Nasional (Perpusnas), hingga para guru, mahasiswa, media, dan masyarakat umum. 

Salah seorang pesertanya adalah Dewi Indriyanti, Guru SMAN 1 Jakarta yang juga pengelola perpustakaan sekolah. Duta Baca Jakarta Utara ini mengaku mendapatkan ilmu baru terkait literasi dari kegiatan Bincang Literasi.

“Terima kasih kepada Kemenpora, kepada Perpustakaan Pungkas Tri Baruno. Saya senang sekali hari ini mendapatkan penguatan dan banyak ilmu dari Kang Maman serta dari Perpustakaan Kemenpora,” tutur Dewi dalam sesi tanya jawab dan diskusi. 

author avatar
Biuus Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *