Senam Massal sebagai Penggerak Industri Olahraga: Momentum ISS 2025 untuk Ekonomi Nasional

Jakarta – Indonesia Sports Summit (ISS) 2025 yang digelar oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora RI) menjadi wadah strategis bagi kebangkitan industri olahraga nasional. Forum ini tidak hanya mempertemukan para pemangku kepentingan lintas sektor, tetapi juga menegaskan bahwa senam merupakan salah satu cabang olahraga masyarakat yang memiliki potensi ekonomi terbesar di Indonesia.

Muhammad Faisal Lutfi Amri, Pengamat Industri Olahraga sekaligus Akademisi Universitas Negeri Gorontalo, menyatakan bahwa ISS 2025 menghadirkan momentum penting untuk memetakan, menilai, dan mendorong pengembangan industri olahraga berbasis partisipasi massal, terutama pada sektor senam.

Faisal menerangkan bahwa berdasarkan indikator Sport Development Index (SDI), kontribusi terbesar industri olahraga berasal dari belanja masyarakat, khususnya di kategori olahraga rekreasi seperti senam.

“Gerakan senam hadir di setiap kelurahan, desa, hingga sudut-sudut kota. Basis massanya sangat luas, dan inilah fondasi ekonomi yang secara nasional bernilai triliunan rupiah jika dihitung secara agregat,” ujar Faisal.

Berbagai organisasi seperti Senam Jantung Sehat, Senam Tera Indonesia, Senam Kreasi, Senam Kebugaran, serta sejumlah tarian olahraga memiliki jutaan anggota aktif. Aktivitas komunitas yang rutin berlatih setiap pekan menjadikan sektor ini sebuah “giant market” yang selama ini belum terukur secara optimal.

Dalam pemaparannya, Faisal menguraikan analisis konservatif hingga moderat mengenai potensi ekonomi senam di Indonesia. Dengan asumsi jumlah masyarakat aktif senam mencapai 7–12 juta orang dan rata-rata pengeluaran minimal per tahun berdasarkan SDI sebesar Rp500.000, maka nilai ekonomi tahunan dalam skenario konservatif berada di kisaran Rp3,5 triliun, sementara skenario moderat dapat mencapai sekitar Rp6 triliun.

“Angka tersebut hanya dari pengeluaran langsung individu. Jika ditambah multiplier effect UMKM, penyelenggaraan event, transportasi, akomodasi, sponsorship, hingga produksi konten maka total kontribusinya dapat melampaui Rp10 triliun per tahun,” jelas Faisal.

ISS 2025 tidak hanya menjadi ruang sinergi, tetapi juga menghadirkan side event besar berupa kompetisi senam yang melibatkan sedikitnya 2.500 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Rangkaian agenda tersebut meliputi Lomba Senam Jantung Sehat, Senam Tera Indonesia, Senam Kreasi, Senam Joget Juara, Senam Kebugaran, serta Tarian baris/dansa.

Selain itu, pra-event Jumat Kerida turut menyajikan Senam Tabu La Bali yang memanfaatkan tren media sosial untuk menarik partisipasi generasi muda.

“Kegiatan ini bukan sekadar tontonan, tetapi bukti nyata bahwa industri olahraga masyarakat mampu menghidupkan ekonomi kerakyatan. UMKM akan bertumbuh, akomodasi terisi, dan aktivitas ekonomi lokal bergerak,” tegas Faisal.

ISS 2025 menjadi momentum penting dalam memperkuat industri olahraga berbasis partisipasi masyarakat. Faisal menegaskan bahwa senam merupakan sektor strategis yang perlu mendapat dukungan dari pemerintah, pihak swasta, maupun komunitas.

“Indonesia memiliki kekuatan partisipasi yang sangat besar. Jika dikelola secara profesional, senam dapat menjadi lokomotif industri olahraga masyarakat sekaligus sektor ekonomi kreatif yang terus berkembang,” tutup Faisal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *