Biuus.com, – Perubahan lingkungan dan gaya hidup masyarakat merubah pola komunikasi, kebutuhan dan penyesuaian lingkungan.
Pola komunikasi secara langsung berubah menjadi komunikasi secara during, mulai dari sekolah sampai belanja pun dipermudah oleh media informasi digital. Perubahan sejak beberapa tahun terakhir mendorong kegiatan penelitian yang sesuai perubahan pada aktivitas sosial.
Penelitian di bidang ilmu sosial dan komunikasi telah menggambarkan zaman kita sebagai fase transisi dari era industri ke era informasi.
Bagian ini dilihat sebagai pengganti mesin dan rutinitas produktif dengan teknologi informasi, tetapi kita perlu memperdalam analisis secara terukur.
Castells (1996) secara akurat menyarankan untuk memindahkan wacana dari protagonis teknologi ke cara di mana pengetahuan diproduksi dan hubungan antara individu dan sistem dibangun di dalam masyarakat.
Menurut perspektif ini, era industri tidak lagi diidentikkan dengan mesin gin kapas Ely Whitney, lokomotif Stephenson, atau mekanisasi proses kerja; ini lebih menunjukkan jenis organisasi sosial tertentu berdasarkan Taylorisme mengenai setiap aspek aktivitas manusia, dari sekolah hingga keluarga.
Jika pendekatan Castells bermanfaat, wacana serupa dapat dipromosikan dalam kaitannya dengan era informasi.
Tidak dapat diidentikkan dengan pengenalan teknologi informasi dan komunikasi (TIK); lebih baik itu dapat ditekuk kembali dengan reorganisasi sistematis yang dipromosikan oleh teknologi ini di tingkat sosial.
Ketimbang membicarakan masyarakat informasi, sosiolog Spanyol ini lebih memilih mengacu pada konsep masyarakat informasional.
Dalam kasus pertama, informasi adalah isi masyarakat, sedangkan yang kedua mendefinisikan sifat masyarakat itu sendiri. Masyarakat informasional adalah masyarakat yang “terbuat dari informasi”.
Proses penataan ulang yang mengarah ke masyarakat ini dapat ditafsirkan setidaknya tiga faktor yang sebagai berikut: