Laki-laki harus tinggi literasi keuangannya, karena laki-laki adalah calon pemimpin mulai pemimpin rumah tangga.
Saat usia semakin bertambah, misalnya Usia lebih dari 30 tahun pun harus lebih tinggi literasi keuangannya dibanding di bawah atau di atas usia produktif karena berbekal dari pengetahuan yang dimiliki dan pola pikir yang logis.
Semakin tinggi latar belakang pendidikan seseorang, maka semakin tinggi literasi keuangannya.
Tinggi rendahnya pendapatan individu pun berpengaruh pada kecerdasan literasi keuangan. Alasan tersebut berkaitan dengan motif keuangan yaitu memenuhi kebutuhan hidup, mengambil keuntungan dan investasi.
Beberapa bulan ini kita dihebohkan dengan berita beberapa oknum masyarakat yang terjerat pinjaman online illegal. Kasus wanita di Semarang yang pinjam 8 juta menjadi 30 juta.
Guru TK di Malang terpaksa gali lubang tutup lubang ke puluhan pinjaman online illegal, yang dimaksud pinjaman online illegal ini adalah jasa pinjaman yang tidak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Berbeda dengan pinjaman online yang legal adalah lembaga peminjaman dana yang diproses secara online dan terdaftar di OJK sehingga setiap aktivitas transaksi keuangan yang dilakukan termonitor oleh OJK.
Sehingga penggunaan jasa Pinjol tersebut harus dibaca dan dimengerti proses sampai pengembalian modal pinjaman, sehingga kita mampu memilih pinjol yang sesuai dengan kemampuan dan finansial kita.