Guru lainnya, Julia Hall, mengungkapkan bahwa siswanya menjadi lebih percaya diri untuk bicara bahasa Indonesia setelah berinteraksi dengan guru bantu.
Selama ini, menurut Sylvia, jika diajar oleh guru dari Australia, siswa-siswa cenderung mau cepat, sehingga sering kali dikelas tetap menggunakan Bahasa Inggris dalam pengajaran.
“Dengan adanya guru bantu dari Indonesia yang adalah asli orang Indonesia, maka siswa-siswa ‘dipaksa’ bicara Bahasa Indonesia. Ini mempercepat kemampuan siswa dalam mempelajari Bahasa Indonesia,” ucap Sylvia.
Baca juga : HSP ke-93, Presiden Jokowi Sebut Saatnya Pemuda jadi Pemimpin
Guru Bahasa Indonesia, Hayley Whelan, juga berterima kasih atas kehadiran para Mahasiswa UNP yang berperan sebagai guru bantu.
“Semoga jika nanti perbatasan antar negara sudah dibuka, siswa-siswa saya bisa dikirim ke Indonesia untuk belajar Bahasa dan Budaya Indonesia,” ucap Hayley.
Merespon hal tersebut, Atdikbud Najib menyampaikan bahwa program pengiriman guru bantu yang berasal dari Mahasiswa Indonesia tingkat akhir yang sedang melaksanakan KKN, perlu diperluas ke daerah-daerah lain di Australia.
“Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka yang dikaitkan dengan promosi bahasa dan budaya akan sangat menarik, karena manfaatnya berlapis, baik untuk mahasiswa, kampus, maupun sekolah di Australia. Oleh karena itu saya berencana akan memperluas program semacam ini ke negara-negara bagian lain di Australia,” tutup Najib.
(Sumber : kemdikbud.go.id)