Jakarta – Menutup rangkaian pembahasan strategisnya, Musyawarah Nasional (Munas) IX Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI) merumuskan sikap tegas organisasi dengan menyatakan dukungan penuh terhadap arah kebijakan pertahanan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Komitmen tersebut kemudian diformalkan melalui Piagam Munas IX IARMI yang ditetapkan menjelang penutupan forum di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Minggu (23/11/2025).
Sekretaris Presidium Sidang Munas, Rasminto, menyampaikan bahwa seluruh rekomendasi yang terangkum dalam piagam disusun selaras dengan visi pertahanan negara yang tengah didorong Presiden Prabowo, terutama penguatan sistem pertahanan semesta dan peningkatan kesiapsiagaan nasional.
“Piagam ini menegaskan posisi IARMI yang berada dalam garis yang sama dan siap ikut serta menjalankan agenda besar Presiden Prabowo untuk membangun pertahanan Indonesia yang kokoh, modern, dan mandiri,” ujar Rasminto.
Ia menuturkan, salah satu poin penting dalam piagam adalah dukungan terhadap implementasi Sistem Pertahanan Rakyat Semesta (Sishanta) pada level operasional. Menurutnya, arah kebijakan pertahanan tersebut sejalan dengan karakter dasar Resimen Mahasiswa dan para alumninya sebagai bagian dari komponen pertahanan negara.
“Kami siap mendukung pembinaan komponen cadangan maupun komponen pendukung, termasuk penyusunan modul pendidikan dan pelatihan bersama kampus serta organisasi masyarakat. Penguatan Sishanta bukan sekadar langkah strategis, tetapi juga jawaban atas meningkatnya ancaman nasional yang semakin multidimensional,” jelasnya.
Piagam Munas IX juga menekankan perlunya penguatan kolaborasi antara TNI, Polri, BNPB, BSSN, pemerintah daerah, dan lembaga intelijen. Rasminto menilai bahwa upaya pemerintah dalam memperbaiki sistem keamanan nasional serta memperkuat koordinasi lintas lembaga merupakan langkah yang tepat dan perlu dukungan.
“IARMI memandang arah pembenahan ini harus didampingi dengan dukungan data, teknologi, dan kultur koordinasi yang jauh lebih kuat,” katanya.
Lebih jauh, Munas IX turut mengusulkan pembentukan situational room nasional berbasis data real-time guna menjadi pusat analisis dan respons cepat terhadap berbagai potensi ancaman.
“Rekomendasi Munas IX IARMI mengusulkan secara operasional adanya situational room nasional berbasis data real-time sebagai instrumen penting analisis dan respons ancaman,” tegas Rasminto.
Selain aspek keamanan, piagam juga menyoroti pentingnya integritas sektor hukum. Menurut Rasminto, keberhasilan pembangunan pertahanan nasional sangat ditentukan oleh kepercayaan publik terhadap sistem hukum. Karena itu, Munas mendukung penuh agenda reformasi hukum pemerintah, termasuk penguatan transparansi, akuntabilitas, serta edukasi hukum di lingkungan kampus dan masyarakat.
“Tidak ada stabilitas keamanan tanpa supremasi hukum. Ini menjadi salah satu penekanan utama dalam Piagam Munas IX IARMI,” ucapnya.
Dalam ranah regional, piagam menyoroti dinamika kawasan Indo-Pasifik dan meningkatnya ketegangan di Laut Natuna Utara. Rasminto menilai orientasi kebijakan luar negeri dan pertahanan pemerintahan Presiden Prabowo yang lebih menekankan kesiapsiagaan kawasan sebagai langkah yang relevan dan realistis.
“Indonesia berada di tengah kompetisi global yang besar. Kesiapan nasional harus bergerak seiring, baik pada aspek diplomasi maupun kekuatan pertahanan,” ujarnya.
Munas juga menyatakan dukungan terhadap agenda modernisasi pertahanan yang sedang dijalankan pemerintah, termasuk penguatan industri pertahanan nasional.
“IARMI mendorong kolaborasi antara kampus, alumni, dan industri strategis agar percepatan kemandirian pertahanan dapat semakin terwujud,” kata Rasminto.
Mengakhiri keterangannya, Rasminto menegaskan bahwa Piagam Munas IX IARMI merupakan posisi resmi organisasi terhadap arah kebijakan pertahanan nasional.
“IARMI mengambil posisi tegas dalam mendukung agenda pertahanan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dan memastikan implementasinya dapat berjalan efektif di lapangan,” tutupnya.
