Jakarta – Sidang Munas IX IARMI akhirnya mencapai titik penyelesaian setelah para delegasi menyepakati penetapan ketua umum secara aklamasi. Ketua Presidium Sidang, Royke Turang, menyebut keputusan bersama ini sebagai bukti kedewasaan organisasi dalam memelihara tradisi demokrasi yang telah lama mengakar di IARMI (23/11/25).
Royke menegaskan bahwa prinsip musyawarah selalu menjadi landasan utama dalam setiap keputusan strategis organisasi.
“Keputusan ini lahir dari tradisi kuat untuk menyelesaikan persoalan melalui musyawarah mufakat. Ini menunjukkan kesadaran kolektif bahwa IARMI harus tetap solid dan bersatu,” ujarnya.
Ia menjelaskan dinamika sidang cukup intens mengingat adanya dua kandidat ketua umum, yakni Bahrullah Akbar dan Safrizal ZA, yang saat ini menjabat sebagai Dirjen Administrasi Wilayah Kemendagri. Perbedaan pandangan di antara delegasi membuat presidium beberapa kali melakukan skorsing sidang untuk memberi ruang konsolidasi dan dialog tertutup antarwakil daerah.
“Skors sidang kami lakukan agar setiap pihak dapat menyampaikan pandangan secara tenang, tanpa tekanan, dan tetap dalam suasana kekeluargaan,” tutur Royke.
Sebelum memasuki tahap pemilihan, para peserta mendengarkan laporan pertanggungjawaban (LPJ) DPN IARMI periode sebelumnya.
“Alhamdulillah, melalui pandangan umum seluruh delegasi, laporan tersebut diterima secara bulat,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPN IARMI demisioner, Ahmad Riza Patria, menyampaikan apresiasi atas kepercayaan delegasi terhadap kinerja pengurus sebelumnya.
“Penerimaan ini menandakan bahwa kepengurusan sebelumnya berjalan baik. Meski masih banyak kekurangan, semoga pengurus berikutnya bisa membawa IARMI lebih baik dalam pengabdian kepada bangsa dan negara,” ucap Riza.
Riza memaparkan bahwa keputusan aklamasi merupakan hasil pertemuan panjang antara dua calon ketua umum dengan para perwakilan provinsi. Titik mufakat dicapai sekitar pukul 02.30 WIB dan disahkan melalui ketukan palu presidium.
“Prosesnya memang melelahkan, tetapi kita menuntaskannya secara bermartabat dengan tetap mengedepankan mufakat,” jelasnya.
Ia menilai bahwa mekanisme musyawarah bukan hanya solusi praktis, tetapi bagian dari karakter yang telah lama menjadi identitas IARMI dan Resimen Mahasiswa.
“Ini bukan kemenangan individu, tetapi kemenangan gagasan dan semangat persatuan yang menjadi jati diri Menwa dan IARMI,” kata Riza.
Dalam kesempatan itu, Riza juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh presidium sidang yang memastikan suasana Munas tetap kondusif dan penuh kehangatan kekeluargaan.
“Kami berterima kasih kepada seluruh presidium sidang Munas IX IARMI mulai dari Ketua Presidium Royke Turang, Sekretaris Dr. Rasminto, hingga anggota presidium Dr. Bustami Zainuddin, Prof. Andi Tamsil, dan Iwan Tanjung yang telah bekerja keras menjaga marwah organisasi,” pungkasnya.






