Tujuan Kemenparekraf Gelar Workshop Foto dan Video Untuk Meningkatkan Kompetensi

Biuus.com, Bogor – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar Workshop Foto dan Video untuk meningkatkan kompetensi tim peliput pada humas pemerintahan agar semakin profesional dan mampu menghasilkan konten publikasi yang berkualitas, digelar selama tiga hari dari 26-28 Maret 2022 di Leuweung Geledegan Ecolodge, Bogor, Jawa Barat.

Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf I Gusti Ayu Dewi Hendriyani saat membuka Workshop Foto dan Video mengatakan, workshop ini merupakan salah satu program dari Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf  khususnya yang ada di Bagian Produksi Konten dan Sub Bagian Foto dan Video, dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi tim foto dan video agar semakin profesional di bidangnya.

“Kegiatan ini bisa menjadi sharing knowledge. Jadi tidak hanya teori tetapi juga langsung mempraktikkan dan mengimplementasikan apa yang sudah diajarkan. Karena para narasumber melakukan pendampingan langsung kepada tim untuk hunting foto dan video bersama,” ujarnya.

Baca juga: Kemenparekraf Gelar Workshop Foto dan Video Untuk Tingkatkan Konten Publikasi Berkualitas

I Gusti Ayu Dewi Hendriyani mengatakan kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus sinergi untuk bisa gerak cepat (gercep), gerak bersama (geber), dan garap semua potensi lapangan kerja (gaspol).

“Melalui kolaborasi lintas K/L hubungan ini menjadi lebih baik ke depannya, dan kepada para peserta kami harapkan dapat mengambil kesempatan belajar ini, untuk bisa meningkatkan kompetensi dan menjadi lebih baik,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu narasumber Martha Suherman memberikan tips dan trik untuk mendapatkan hasil foto yang baik. Salah satunya dengan memperhatikan pencahayaan. Ia menjelaskan ada dua macam cahaya, yang pertama natural light (matahari) dan kedua artificial light (lampu neon, lampu flash, lilin, dan lain sebagainya).

“Kelebihan dan kekurangannya jika natural light, hanya tergantung pada matahari menjadi sumber pencahayaan utama namun jika sudah terbenam kita mati gaya karena tidak ada cahaya lagi. Dan artificial light menjadi pengganti memiliki kontrol penuh dari pencahayaan itu sendiri,” katanya.

Baca juga: Pendaftaran KIP-K Merdeka Tahun 2022 Dibuka Bagi Calon Mahasiswa PTN dan PTS

Selanjutnya, Martha juga mengatakan, kualitas cahaya menjadi suatu faktor yang sangat penting terhadap pemotretan apapun itu. Sebisa mungkin pelajari cahaya terbaik yang datang untuk bisa ditangkap kamera. Pada saat ingin memotret perlu juga dipersiapkan shortlist apa saja yang ingin difoto serta observasi lapangan sehingga pada saat memotret, seseorang sudah memiliki banyak referensi di lapangan.

“Jangan sampai nanti saat di lapangan bingung mau motret apa. Jadi harus diceklis sehingga ke depan mata kita akan terbiasa untuk mendapatkan suatu momen,” ujarnya.

Sementara itu, Herry Tjiang menambahkan, ada 5 kriteria konten kreator yang bisa dipahami untuk menghasil sebuah konten yang baik seperti ide kreatif (harus fresh, menarik, original), skill (foto, video, desain), riset (customer behavior, observasi atau research), komunikasi (konten yang akan disampaikan akan cepat), dan terakhir adalah SEO.

“Jangan sampai terbentur dengan limitasi atau batasan-batasan apapun dalam berkarya dan jangan terbentur dengan teknologi yang ada. Terus maksimalkan kreativitas teman-teman sehingga bisa memaksimalkan konten yang menjadi tanggung jawab itu sendiri,” ujarnya.

(Sumber: kemenparekraf.go.id)

satriasamudra