Hati yang Patah

Oleh : Penaaja

Saat yang paling kusuka dari kebiasaanmu adalah ketika setiap kali kita chat kalimat pembuka yang selalu kau tulis adalah “lagi dimana?” Ah tuhan, kalimat ini begitu sederhana namun mampu menghujam jantungku begitu hebat. Keringat dingin ditelapak tanganku saat akan membalas chatmu tiba-tiba serasa sedingin es. Tak peduli sesibuk apa aku saat notif di handphone ku berbunyi, dengan sigap ku balas pesanmu. 

Kamu pria istimewa yang mampu membuat pipiku merona walau hanya sebatas percakapan singkat dalam sebuah pesan elektronik. Kamu adalah pria yang membuat ku tak kuasa menatap matamu saat kita berjumpa. Ah berlebihan memang, tapi tuhan mengerti, ia tahu isi hati hambanya tak bisa disembunyikan dengan mudah. Dengan cara itulah aku berusaha menutupi dengan rapat rasa yang bergelora meski pada akhirnya, kau bisa mengendusku jua. Ah sial umpatku

Baca Juga : Kisah yang Tak Sempat Ku Dekap

Seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya, kita tak cukup banyak waktu untuk berbincang-bincang secara langsung. Ada saja sesuatu urusan yang memang sama-sama tak dapat kita tunda, entah itu hal penting tentang kuliahku, atau sesuatu tempat yang harus segera ku kunjungi mungkin. Atau bisa jadi saat kamu latihan bermain musik misalnya, atau mungkin..segera harus bergegas menemui kekasih hatimu..ah sedihnya..padahal, aku merasa kita lebih dari sekedar teman, atau tim. Bahwasanya hatiku seakan tak rela saja jikalau seadainya kamu memang benar memiliki kekasih hati lain. Ah malangnya hatiku 😢

Hampir setahun lamanya, meski begitu kau tetap saja mahluk yang tuhan ciptakan dengan rasa nggak enakan kalo butuh bantuanku. Selalu saja kamu datang disaat detik-detik genting yang hampir-hampir aku tak bisa berakal sehat jikalau kau datang dengan harap aku selalu bisa membantumu. “Dasar goodboy nakal”umpat manjaku dalam hati. Namun hal semacam ini yang sangat melekat dalam ingatan, menjadi seni dalam beradu rindu. 

Tak mengapa jika saat ini mungkin hadirku hanya sebagai sosok yang bisa kau anggap biasa saja. Aku tahu, tuhan mungkin akan mengabulkan doaku dengan cara yang tak bisa ku bayangkan. Meski terkadang aku ingin menyerah saja. Atau mungkin memang kau saja yang tak ingin mengakhiri ini. Entahlah..