Ubah Daun Kelor Jadi Makanan Mewah : Meybi Agnesya

Daun kelor (Moringa oleifera) di sebgian tempat di Indonesia dikaitkan dengan dunia mistis. Namun di Kupang, NTT, daun yang kaya nutrisi ini identik dengan makanan orang miskin. 

Kelor adalah alternatif terakhir warga ketika tak ada lagi makanan yang bisa dimakan.

Stigma ini membuat harga daun kelor segar di Kupang, satu ikat hanya dihargai lima ribu rupiah saja. Harga jual hasil produksi petani rata-rata memang dihargai sangat rendah. 

Karena itu Meybi Agnesya Lomanledo berupaya mengangkat stigma daun kelor yang murah menjadi makanan yang mempunyai nilai lebih.

Sejak beberapa tahun lalu, perempuan yang disapa Meybi ini menciptakan makanan atau snack yang berbahan dasar daun kelor. 

Beberapa eksperimen pun dilakukan, akhirnya ia memutuskan untuk menciptakan coklat kelor. Ia sengaja memilih daun kelor karena telah akrab dengan daun kelor sejak kecil.

Saat ini perempuan yang mempunyai akun Instagram @meybi.agnesya selalu berupaya memproduksi sajian daun kelor di NTT.

Meybi juga menciptakan beberapa varian produk coklat kelornya dengan mencampur rempah-rempah Indonesia. Misalnya dengan menambahkan ekstrak kayu manis, jahe atau cabe untuk mendapatkan cita rasa spicy.

Coklat kelor buatannya ternyata mendapat respon positif. Ia ingin menjadikan produknya sebagai salah satu oleh-oleh khas dari Kupang.

Ia melihat peluang lebih baik ketika produknya di ekspor. Ia telah menjajaki penjualan ke Timor Leste. Menurutnya, banyak orang di Timor Leste mempunyai kesadaran lebih tentang manfaat daun kelor.

“Di luar negeri, terutama di pasar Eropa, daun kelor dihargai sangat tinggi, karena kelor hanya bisa tumbuh di daerah tropis, daerah yang kering, ” ungkapnya.

Daun kelor mengandung kalsium 4 kali lebih banyak dibanding susu, 7 kali lebih banyak mengandung vitamin C dibanding jeruk, mengandung zat besi 25 kali lebih banyak dibanding bayam dan 36 kali lebih banyak mengandung magnesium dibanding telur.

adminbiuus