Anggaran Pendidikan 20% APBN, Guru Honorer Belum Disejahterakan

Jakarta, Biuus.com.- Guru honorer masih belum mendapatkan perubahan, walaupun anggaran pendidikan 20% dari APBN sudah bergulir (25/11).

Hari Guru yang bertepatan pada Hari Senin, Tanggal 25 November 2019 mungkin menyimpan harapan besar dari guru se- Indonesia. Khususnya guru honorer yang masih belum jelas kesejahtraan sampai saat ini.

Salah satu guru yang diwawancarai oleh Biuus.com , Eti Mawangsah, menyampaikan pengalaman dan keluh kesahnya sebagai guru honorer. 

Perempuan asal Bima, Nusa Tenggara Barat, itu ­menuturkan bahwa dirinya mengabdi sebagai guru sejak 2007 sampai saat ini.

Selama belasan tahun awal kariernya, honor sebagai guru masih tergolong rendah. 

Sesuai dengan selogan “Guru adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”. 

“Saat Ini, Lima Ribu per jam menjadi penghasilan guru hunorer di sebagian daerah di Indonesia, tentu angka tersebut relatif dan tidak sama dengan daerah-daerah lainnya’ ujar Ety.

Jika penghasilan guru honor menyesuaikan dengan jumlah jam yang didapat, misalkan Rp.5.000 / jam, selama 24 jam per minggu dengan jumlah 4 minggu, dapat diakumulasi  Rp.480.000/bulan. Bagaimana dengan guru honorer yang hanya dapat 12 jam per minggu?

Tentu lebih sedikit juga yang dikantongi para guru honorer.

“saya hanya berharap tahun ini ada perubahan, saya mewakili teman-teman guru honorer yayasan berharap ada perubahan kesejahtraan. Walaupun ada sertifikasi guru cukup membantu, tetapi tidak semua teman-teman bisa ikut karena harus mengeluarkan uang sebesar 7 sampai 8 juta” Tegas Ety.

Ia lalu menyampaikan masalah lain yang kerap dihadapi guru honorer. Untuk mendapatkan sertifikat pendidik, misalnya, seorang guru honorer bisa mendapatkan sertifikat itu dari perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan terakreditasi dan ditetapkan pemerintah.

Namun, lanjut Ety, guru yang dituntut bekerja professional untuk mencetak generasi unggul, tidak sesuai dengan penghasilan yang cukup.

“Cukup, tidak harus banyak ya,,,!! paling tidak cukup membantu untuk kebutuhan keluarga,” ungkap Ety sambil bercanda ringan.Ia menyampaikan harapan besar kepada Menteri Pendidikan Baru, untuk mensejahtrakan Guru, sehingga bekerja bisa focus dan maksimal.

Mahardika Arya