Belajar dari Kejadian Kecelakaan di Puncak Bogor : Ini 4 Cara Bagaimana Mencegahnya

Andi Balladho Aspat Colle, S.K.M.

Junior HSE

 

Puncak Bogor merupakan salah satu destinasi berlibur favorit. Terlebih di hari akhir pekan dimana rata-rata masyarakat mulai menginjak hari libur.

Berdasarkan catatan Polres Bogor, selama satu tahun ke belakang, jumlah kecelakaan di Kabupaten Bogor sebanyak 711 kasus. Angka tersebut meningkat 34,4 persen dari tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 529 kasus.(https://indonesiainside.id/sehari-dua-bus-alami-rem-blong-di-puncak/)

Ketika berwisata ke Puncak Bogortentunya pengunjung kerap dihadapkan dengan adanya kepadatan lalu lintas di Jalur Puncak. Dalam ilmu keselamatan dan kesehatan kerja, ada sebuah prinsip dasar tentang sebuah “risiko”. Risiko sering diartikan sebagai peluang terjadinya suatu peristiwa beserta konsekuensi yang ditimbulkan. Risiko ini, melekat pada suatu bahaya. Singkatnya, bahaya adalah segala sesuatu yang dapat mengakibatkan kerugian/kecelakaan. Nah, dalam melakukan suatu aktivitas tentunya tidak akan pernah terlapas dari yang namanya Bahaya. Pun dalam berkendara. Sehingga risiko-risiko terkait berkendara harus dikelola dengan baik.

Dari data yang dihimpun dari berbagai sumber, ternyata rata-rata penyebab terjadinya kecelakaan di jalan menuju ataupun arah sebaliknya ke Puncak Bogor adalah kurangnya perhatian dalam perawatan kendaraan. Sebagai contoh kejadian kecelakaan Bus dalam sebulan terakhir ini adalah rem tidak dapat digunakan (blong). Hal ini tentu saja karena kurang/tidak dilakukan pemeriksaan kendaraan sebelum berkendara.

 

Tanggal Tempat Kejadian Jumlah Korban Dampak Fisik Penyebab
01/05/2019 Tanjakan Selarong, Desa Cibogo, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor sekitar pukul 12.00 WIB.

A 7531 FL

8 orang Luka berat Kurang Kontrol pengemudi

Kendaraan tidak kuat menanjak

21/04/2019

12.00 WIB

Selarong, Puncak, Kabupaten Bogor, B 7572 YZ 15 orang Luka ringan Rem Blong saat penurunan
21/04/2019

16.00 WIB

 

 

Turunan Widuri Cisarua 16 orang Luka-luka Rem blong
02/04/2019

10.15 WIB

Batulayang, Cisarua, Kab. Bogor

B 9124 PPA

17 orang Luka-Luka Kendaraan tidak kuat menanjak

 

Dikutip dari berbagai sumber

 

Kita dapat menggunakan sebuah teori yang dikemukakan oleh Prof. James Reason mengenai Penyebab Kecelakaan (Swiss Cheese Teory) untuk menelaah kasus tekait kecelakaan bus di atas. Pada model ini, setiap lapisan keju dianggap sebagai sebuah barrier/Penghalang untuk mencegah sebuah kecelakaan. Kecelakaan terjadi bila sumber bahaya lolos melewati lapisan penghalang (barrier).

Ada 4 lapisan yang dianggap berperan besar dalam mencegah sebuah kecelakaan. Jika mengalami kegagalan, maka kecelakaan pun tidak bisa dihindari. Perhatikan gambar dibawah ini:

 

Selain itu, Pada bukunya berjudul Organization Accident (2016) model ini terdiri dari dua faktor yaitu Latent ConditiondanActive Failure. Latent Conditionadalah aspek yang tersembunyi dan tidak ada akibat langsung namun dapat diwaspadai. Sedangkan Active Failure adalah aspek yang langsung terlihat akibatnya jika terjadi sebuah kegagalan.

Oleh karena itu, jika dihubungkan dengan pencegahan kecelakaan pada trasportasi di Bus maka bisa kita interpretasikan sebagai berikut:

  1. Pengaruh Organisasi

Pengaruh organisasi jika dikaitkan dengan pencegahan kecelakaan Bus maka merupakan Latent condition. Efek dari kegagalan dari manajemen organisasi tidak dapat dirasakan secara langsung ketika kecelakaan terjadi namun tentu harus diwaspadai.

Disini pentingnya pengaturan dan kebijakan manajemen dalam melaksanakan bisnis transportasi Bus guna mencegah kecelakaan sangat penting. Seperti mengganti armada Bus yang sudah tidak layak atau tidak menggunakan Bus yang tidak dalam kondisi baik. Manajemen organisasi harus mengedepankan keselamatan ketimbang keuntungan bisnis jika dirasa kondisi berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja.

Ada hal yang menarik dari kutipan di salah satu portal berita, bahwa penentu kebijakan dalam hal ini bukan hanya pengusaha namun juga regulatory (pemerintah) sudah sepatutnya saling bersinergi memikirkan agar membuat aplikasi bus wisata, dimana “dengan adanya aplikasi bus wisata yang berisi database semua bus wisata se-Indonesia. Konsumen dapat mengetahui kondisi jenis bus yang akan digunakan”.Sehingga konsumen bisa memastikan bus dalam kondisi laik jalan setelah melihat database pada aplikasi yang terkoneksi dengan semua perusahaan operator bus di Indonesia.

  1. Kegagalan Pengawasan

Sering kali kecelakaan terjadi karena pengawasan yang tidak bekerja dengan baik sehingga Bus yang tidak layak operasi tetap digunakan. Beberapa investigasi kecelakaan Bus yang belakangan terjadi diakibatkan oleh kondisi Bus yang kurang baik.

Untuk itu pengelola bisnis harus menerapkan pengawasan yang baik. Hal ini karena padatnya lalu lintas dan padatnya penumpang. Kondisi bus dan Supir harus dalam pengawasan yang baik. Maintenance atau jadwal perawatan armada Bus (inspection) harus dijalankan maksimal meski jadwal Bus padat. Juga harus memastikan bahwa lisensi (SIM) supir bus masih dalam keadaan valid dan aktif

  1. Kondisi Sebelum Tindakan tidak Aman

Hal ini berkaitan dengan Supir dan Kondektur atau karyawan Bus yang bekerja dapat mengalami kelelahan, serta timbulnya komunikasi dan koordinasi antar lini yang buruk. Hal ini tidak terlihat secara langsung namun dampaknya cukup signifikan.

Untuk itu pengelola bisnis harus menerapkan manajemen yang baik dengan menerapkan jam kerja yang aman serta membentuk sebuah sistem komunikasi yang baik antar karyawan.

  1. Tindakan Tidak Aman

Aspek Unsafe Act atau tindakan tidak aman merupakan satu-satunya aspek yang dapat secara langsung terlihat akibatnya, Active Failure. Karyawan, dalam hal ini Supir, Kondektur, Staff maintenance, merupakan garda terdepan transportasi Bus yang dapat secara langsung dilihat akibatnya jika gagal bekerja. Contoh paling mudah adalah supir berkendara saat kelelahan atau ngantuk yang mengakibatkan kecelakaan.

Pengelola bisnis harus menerapkan manajemen yang baik dalam mencegah tindakan yang tidak aman. Ada beberapa contoh kecil yang bisa diterapkan, misalnya memberikan shift dan pergantian jam menyupir secara tepat, memberikan vitamin dan melakukan pengecekan kesehatan sebelum berkendara agar selalu fit, mengadakan pengetesan obat-obatan terlarang atau alkohol dan lain sebagainya.

 

Sebagai penutup, bagaimanapun kita harus mengedepan keselamatan lebih diatas aspek apapun. Tidak hanya dari segi pelaku bisnis atau pemerintah, namun juga dari kita selaku masyarakat. Lebih peka dan pro-aktif dalam aspek keselamatan seperti mengingatkan supir saat ugal-ugalan atau ngantuk serta memilih Bus yang kiranya layak dan terdaftar. Meski demikian ada yang lebih penting dari semua hal itu, yaitu berdoa dan menyiapkan Kesehatan kita saat melakukan perjalanan baik menggunakan transportasi umum ataupun pribadi.

Sumber:

Reason, James. 2016. Organizational Accidents Revisited. CRC Press.

https://www.liputan6.com/news/read/3954888/kecelakaan-bus-di-puncak-23-siswa-sd-tangerang-luka-ringan-hingga-berat

https://news.detik.com/berita/d-4531984/polisi-amankan-sopir-bus-yang-tak-kuat-menanjak-di-jalur-puncak

http://wartakota.tribunnews.com/2019/05/02/dalam-sebulan-terjadi-tiga-bus-kecelakaan-di-puncak-ini-usul-pengamat-transportasi

https://www.liputan6.com/news/read/3946653/bus-wisata-tabrak-jalur-penyelamatan-di-puncak-bogor-15-penumpang-luka

http://bogor.tribunnews.com/amp/2019/04/21/selang-beberapa-jam-kecelakaan-libatkan-bus-di-jalur-puncak-bogor-kembali-terjadi

https://m.detik.com/news/berita/d-4494681/truk-angkut-siswa-smk-terguling-di-cisarua-17-pelajar-luka-luka

https://www.kompasiana.com/riyantos/592249af5eafbd340a0c8a20/swiss-cheese-model-menganalisa-keselamatan-dan-kesiapan-mudik-2017?page=all

adminbiuus