oleh

Raffi Ahmad Jadi Narasumber di Sosialisasi Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional

Biuus.com, Jakarta – Presenter sekaligus pemilik klub sepakbola RANS Cilegon FC, Raffi Ahmad menjadi salah satu narasumber dalam acara sosialiasi Instruksi Presiden (Inpres) nomor 3 tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional di Vasa Hotel Surabaya, Sabtu (5/6) sore.

Pada kesempatan itu, aktor ternama ini dihadirkan panitia untuk membawakan materi dan pengarahan terkait bisnis sepakbola menjadi digital.

Usai menyampaikan materi, Raffi mengaku sangat senang dan mendukung penuh Inpres nomor 3 tahun 2019 terkait pembangunan sepakbola tersebut. “Kehadiran saya disini memang sebagai junior di sepakbola. Tetapi saya sangat mendukung apa yang dilakukan Pak Menpora dan PSSI hari ini,” katanya.

Menurutnya, sosialiisasi Inpres nomor 3 tahun 2019, ini adalah rangkaian yang sangat baik sekali untuk bangkitnya sepakbola Indonesia. “Dengan adanya Inpres ini, maka pola pembinaan atlet sepakbola usia dini lebih mudah dilakukan. Terlebih banyak siswa baik SMP maupun SMA yang ada di Sekolah Sepakbola (SSB),” jelasnya.

Suami aktris Nagita Slavina ini menambahkan, bayangkan saja, kalau semua provinsi, kabupaten dan kota mendukung juga tahu tentang adanya Inpres ini. “Dengan Insruksi Presiden ini, cabang olahraga (Cabor) sepak bola ini mendapat perhatian khusus dibandingkan olahraga lain,” terangnya.

“Perhatian khusus ini, Kenapa? karena saya tahu bahwa Indonesia ini penduduknya sangat luas sekali dan sepak bola ini salah satu pesta rakyat kita,” tambahnya.

Menurut Raffi, Indonesia memiliki potensi yang sangat luar biasa untuk pengembangan sepakbola bahkan sampai ke kancah dunia. Disamping jumlah penduduk yang banyak, Indonesia juga negara yang luas secara geografis.

Bahkan, Raffi membandingkan Indonesia dengan Spanyol yang memiliki klub sepakbola sekelas Real Madrid dan Barcelona. Padahal, luas wilayahnya tak seluas Indonesia.

“Dengan adanya Inpres nomor 3 tahun 2019 ini, tadi Pak Menpora sudah kasih pencerahan kepada saya kenapa adanya Inpres nomor 3 tahun 2019 agar pemain bola muda kita ini dari SSB, SMP dan SMA bukan hanya skil saja mereka yang mereka dapatkan tetapi mental mereka juga. Jadi ini sangat baik sekali untuk sepakbola kita dan saya sangat mendukung Pak Menpora,” pungkasnya.

Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali mengungkapkan alasannya menghadirkan Raffi Ahmad dalam sosialiasi Inpres nomor 3 tahun 2019 ini sebagai perwakilan dari pengelola klub sepakbola.

“Saya kira tidak lengkap rasanya kalau kita tidak menghadirkan pelaku sepakbola dan oleh karena itu kenapa kita undang mas Raffi Ahmad. Karena kita tahu beliau sekarang ini disamping sebagai selebriti juga sudah mengelola klub,” jelas Menpora Amali.

Menurut Menpora Amali ada perubahan dalam persepakbolaan nasional dimana saat ini mulai dipercaya lagi oleh masyarakat. Buktinya, makin banyak masyarakat baik dari kalangan artis dan pengusaha yang ingin investasi dalam klub sepakbola.

“Saya kira ada satu hal yang mendasar yang saya lihat kenapa orang seperti Raffi Ahmad, Atta Halilintar kemudian Gading Martin bahkan ada Sultan Kelantang mau masuk ke sepakbola kita. Setelah saya berdiskusi dengan berbagai pihak, berbagai stakeholder, karena sepakbola kita mulai dipercaya oleh masyarakat. Mulai ada trust dari publik kita terhadap sepakbola kita,” ujar Menpora Amali.

Oleh karena itu, dia meminta kepada PSSI sebagai federasi sepakbola untuk menjaga hal tersebut. “Nah ini yang saya pesan kepada federasi kepada teman-teman di PSSI, ini harus dijaga, tidak boleh lagi ada perkelahian antara pemain di tengah-tengah lapangan atau pelatih sampai bertengkar dengan pemain lawan dan sebagainya. Kita hindari betul itu,” katanya.

Bahkan, Menpora Amali akan mendorong PSSI untuk membuat aturan-aturan yang ketat sehingga hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Misalnya pengaturan skor dan lainnya.

“Karena ini akan membuat orang tidak percaya sepakbola Indonesia, orang jadi malas. Nonton saja malas, apalagi ikutan investasi di dalam sepak bola Indonesia,” pungkasnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *