oleh

Pelaksanaan PON dan Peparnas Papua, Akan Sama Seperti Sistem Buble Olimpiade Tokyo

Biuus.com, Jakarta – Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali mengungkapkan, pihaknya akan meniru sistem yang digunakan pada Olimpiade Tokyo 2021 pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX dan Pekan Paralimpik Indonesia (Peparnas) XVI di Papua Oktober nanti, dengan menerapkan sistem bubble.

“Kita akan lihat Olimpiade Tokyo pada bulan Juli seperti apa pelaksanaannya. Karena kan lebih banyak negara yang yang hadir. Maka, kita akan tiru pelaksanaan dari Jepang itu,” kata Menpora Amali dalam acara talkshow PrimeTalk Metro TV bersama Menkominfo Johnny G Plate dengan topik PON 2020, Rabu (30/6) malam.

Menurutnya, penerapan sistem bubble dikarenakan masih dalam situasi pandemi covid-19 dan kemungkinan penonton belum diperbolehkan datang langsung ke venue pertandingan,” Kemungkinan besar kita akan lakukan dengan sistem bubble. Sistim bubble itu antara penginapan dari peserta ke tempat pertandingan itu harus terjaga kesehatannya. Kemudian mereka kembali lagi, juga ke tempat penginapan. Jadi rutenya itu jelas kemungkinan kita jaga ketat tidak boleh orang keluyuran kesana kemari. Karena di situ ada potensi prokesnya bisa tidak disiplin,” jelas Menpora.

Pada Olimpiade Tokyo nanti, lanjut Menpora Amali, semua atlet akan ditempatkan di wisma atlet dan tidak boleh ke tempat lain selain ke lokasi pertandingan. “Kemudian ada NOC guest itu di hotel. Tidak boleh ke tempat penginapan atlet dan hanya bisa dari tempat penginapan ke venue pertandingan, terus-terusan begitu,” ujarnya

Dirinya menambahkan, panitia olimpiade disebut telah menyiapkan area supaya para atlet dan official tidak jenuh dan membuat mereka rileks. Sehingga tidak ada alasan para atlet meninggalkan area pertandingan dan penginapan.

“Jadi memang benar-benar itu sistem bubble diberlakukan tetapi dijamin semua kebutuhan dari atlet kemudian pelatih, tenaga pendamping, official dan lain sebagainya itu juga tersedia di situ,” paparnya.

Dengan demikian, kata Menpora asal Gorontalo ini, untuk PON dan Peparnas nanti pihaknya akan melihat apa yang diterapkan di Tokyo. “Kita tentu akan kita sesuaikan mana yang memungkinkan untuk kita terapkan. Tetapi yang jelas protkes itu benar-benar kita terapkan,” tegasnya.

Menpora Amali pun membeberkan, pihaknya pun sudah punya pengalaman terkait penerapan protokol kesehatan dalam event olahraga walaupun skalanya kecil yakni pada turnamen pramusim Piala Menpora 2021 lalu.

“Saya kira, kita sudah punya pengalaman pada turnamen pramusim event sepakbola yang lalu. Kita lakukan di 4 kota, Bandung, Solo, Jogja dan Malang,” ungkapnya.

Pada saat itu, sambung Menpora, protkesnya berhasil diterapkan secara ketat. Karena setiap orang yang mau masuk ke dalam stadion baik itu panitia, pemain dan official dilakukan tes swab covid-19 sebelum masuk ke stadion. “Para pemain sebelum bertandin sore, maka jam 9 pagi dia sudah dites swab. Jadi untuk yang bertemu itu memang benar-benar mereka sudah aman,” terangnya.

Terkait persiapan PON Papua, Menpora Amali memastikan bahwa semua kontingen yang akan datang ke Papua dari 33 provinsi semuanya sudah divaksin baik itu atlet, pelatih, maupun tenaga pendukung.

“Termasuk yang ada di Papua, arahan Presiden bukan hanya kontingen Papua saja tetapi semua masyarakat yang radius 2/3 minimal dari venue-venue, dari penginapan yang ada di Papua itu harus sudah tervaksin dan Menteri kesehatan sudah menyanggupi. Sekarang ini sudah jalan vaksin di Papua,” ujarnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *