Biuus.com, Jakarta – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyelenggarakan Lokakarya Pemanfaatan Biomekanik Olahraga untuk Modifikasi Teknis dan Efisiensi Peralatan pada 5 Cabang Olahraga Unggulan Olimpiade dan Paralimpiade yang di gelar di Belviu Hotel Bandung, Jawa Barat, dari tanggal 23-25 September 2021.
Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Chandra Bhakti mengungkapkan, kegiatan ini bertujuan untuk mencari solusi bagi upaya mempercepat akselerasi peningkatan prestasi olahraga ke depan.
“Kalau akselerasinya cepat, maka pencapaian menjadi cepat. Ilmu gerak dalam olaharaga inilah yang sangat penting dalam menunjang prestasi olahraga ke depan,” ucap Deputi Chandra, Jumat (24/9/2021).
Menurut Chandra Bhakti, kalau menganalisis kemampuan gerak atlet lebih awal akan efesien terhadap pencapaian prestasi.
“ Saya mempunyai prediksi di kemudian hari, dengan menganalisis kemampuan gerak atlet, maka akan menghasilkan efektivitas dan efesiensi terhadap pencapaian prestasi atlet tersebut, “ ucap Chandra.
Baca juga : Kemenpora Hadiri Senior Official Meeting on Youth Secara Virtual
Menurutnya Chandra Bhakti, sejak diperkenalkan ke publik, Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) merinci peran Sport Science bagi upaya optimalisasi prestasi olahraga nasional.
“Dan Biomekanik adalah salah satu aktualisasi Sport Science tersebut dan ini sejalan dengan semangat penerapan DBON bagi peningkatan prestasi olahraga, Kementerian Pemuda dan Olahraga melalui Unit Pelaksana Teknis Pusat Pengembangan IPTEK dan Kesehatan Olahraga Nasional (PP ITKON) ,” ujarnya.
Chandra Bhakti mengatakan bahwa biomekanik adalah sebuah ilmu yang mempelajari gerakan pada manusia, yang dipengaruhi oleh sistem anatomi, fisiologi, psikologis, mekanis dan sosiokultural.
“Dalam dunia olahraga, biomekanik memiliki peranan penting bagi optimalisasi upaya peningkatan prestasi seorang atlet. Biomekanik mempelajari gerak tubuh manusia untuk lebih efektif dan efisien.
Pelari yang bergerak dengan posisi tubuh tegak tentu akan memperoleh capaian kecepatan waktu yang berbeda dengan berlari dengan posisi tubuh agak condong ke depan,” ujar Deputi Chandra.
Ketua PPITKON, Edi Nurinda Suslia yang membuka lokakarya tersebut berharap terjadi learning transformation bagi pelaku di Kemenpora selaku petugas pelayanan dalam rangka pengembangan sport science dengan pengguna sport sicence itu, yaitu pelatih, kemudian institusi daerah terkait: dispora, PB, pelatih, klub olahraga.
Dihadiri tak kurang dari 54 peserta yang terdiri dari perwakilan sentra olahraga, SKO (Sekolah Khusus Olahragawan) Ragunan, Perwakilan Cabang Olahraga Olimpiade dan Paralimpiade (dayung, atletik, bulutangkis, angkat besi, panahan, menembak), perwakilan Kabupaten/Kota Bandung, serta Dispora Kota Bandung. Dan juga beberapa narasumber perwakilan akademisi dari beberapa kampus yang memiliki studi sport science dalam bidang keilmuan Pendidikan Olahraga, seperti UNJ, UPI.
Komentar